ABSTRAK
Stres air dan pemupukan nitrogen yang kurang optimal membatasi produksi bawang merah yang berkelanjutan. Percobaan lapangan dua musim (2016–2018) mengevaluasi efek dari variasi irigasi (0,6, 0,9 dan 1,2 ET c sebagai M 1 , M 2 dan M 3 ) dan kadar nitrogen (0%, 75%, 100% dan 120% dari dosis yang direkomendasikan, RDN sebagai N 0 , N 1 , N 2 dan N 3 ) pada evapotranspirasi (ET a ), produktivitas air tanaman (CWP), produktivitas air irigasi (IWP), fungsi hasil air dan respons hasil terhadap stres air. Irigasi meningkatkan ET a (163–281 mm) dan hasil umbi (6,0–9,5 t ha −1 ) sambil menurunkan CWP (3,01–4,12 kg m −3 ) dan IWP (4,13–6,81 kg m −3 ). Keseimbangan optimum ditemukan pada rata-rata ET a 220 mm, irigasi 158 mm, hasil 8,2 t ha −1 dan CWP 3,6 kg m −3 . Faktor respon hasil keseluruhan (K y ) adalah 0,78, yang menunjukkan bahwa bawang cukup sensitif terhadap stres air, yang membaik dengan peningkatan aplikasi nitrogen. Di antara perlakuan, irigasi mikrosprinkler pada 0,9 ET c dengan 120% RDN (M 2 N 3 ) mencapai peningkatan hasil tertinggi (65%), peningkatan CWP moderat (28%) dan laba bersih maksimum (109%) dan rasio manfaat-biaya (107%) dibandingkan kontrol (M 1 N 1 ). Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa M 2 N 3 adalah strategi optimal untuk dataran Indo-Gangga yang kekurangan air dan zona agroklimat serupa.
Optimalisasi Hasil Bawang Merah dengan Mengkaji Evapotranspirasi Musiman, Produktivitas Air dan Fungsi Produksi Air Tanaman pada Irigasi Mikrosprinkler dan Pemupukan Nitrogen
