ABSTRAK
Di tengah dinamika perdagangan global yang semakin tidak stabil dan multifaset, liberalisasi perdagangan regional telah muncul sebagai kekuatan pendorong penting dalam memajukan perdagangan pertanian dan membentuk kembali lanskap perdagangan global. Studi ini menggunakan model gravitasi struktural sektor tunggal dalam kerangka ekuilibrium umum, mengintegrasikan estimator Poisson Pseudo Maximum Likelihood (PPML) dan simulasi kontrafaktual untuk menganalisis dampak perdagangan pertanian dan perubahan kesejahteraan ekonomi yang disebabkan oleh perjanjian perdagangan regional Tiongkok-ASEAN dan perjanjian perdagangan intra-ASEAN. Dalam kerangka analitis terfokus ini, temuan menunjukkan bahwa hal itu secara signifikan meningkatkan ekspor pertanian di kawasan tersebut sebesar 28,07%, yang sesuai dengan tarif yang setara dengan 3,60%. Di tingkat negara, semua negara anggota, kecuali Filipina (−0,04%), mengalami pertumbuhan perdagangan, dengan peningkatan terbesar diamati di Brunei (32,28%) dan terkecil di Myanmar (0,09%). Tiongkok mencatat kenaikan moderat sebesar 9,14%. Perjanjian tersebut juga berkontribusi pada pertumbuhan PDB di antara negara-negara anggota, dipimpin oleh Singapura (0,94%), sementara Tiongkok menunjukkan peningkatan marjinal (0,01%). Untuk negara-negara nonanggota, kontraksi terbesar dalam perdagangan pertanian dibatasi hingga 1,24%, sementara dampak PDB minimal, dengan penurunan paling signifikan hanya sebesar 0,01%. Khususnya, beberapa negara nonanggota mengalami sedikit keuntungan dalam perdagangan dan kinerja ekonomi. Selain itu, penelitian ini membahas perubahan kesejahteraan yang dialami oleh produsen dan konsumen di berbagai negara. Temuan, yang terutama menggambarkan efek langsung dalam sektor pertanian di bawah asumsi keseimbangan umum model, menunjukkan bahwa pendalaman perjanjian perdagangan regional melalui liberalisasi dan fasilitasi perdagangan sangat penting untuk integrasi regional, sementara juga memerlukan perhatian pada dampaknya yang bervariasi pada negara-negara nonanggota untuk memastikan perdagangan global yang adil. Selain itu, kebijakan dukungan domestik yang ditargetkan sangat penting untuk menstabilkan pendapatan produsen pertanian dan memastikan pembangunan sektor yang berkelanjutan.
Dampak Limpahan Perjanjian Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN terhadap Perdagangan Pertanian: Pendekatan Model Gravitasi Struktural
