Pengaruh integrasi energi terbarukan dan nilai tambah layanan terhadap emisi karbon dioksida di Tiongkok

Abstrak
Energi terbarukan adalah faktor kunci dalam membatasi intensitas karbon dan memitigasi perubahan iklim. Studi saat ini meneliti dampak pertumbuhan ekonomi (Y, PDB), sektor jasa (SVA), dan konsumsi energi terbarukan dan tak terbarukan (RE, NRE) terhadap kualitas lingkungan (CO 2 , E) dan saling ketergantungan dinamis di antara mereka untuk Tiongkok yang mencakup periode 1980–2021 menggunakan teknik kelambatan terdistribusi autoregresif linier dan non-linier (ARDL, NARDL). Uji kausalitas Granger digunakan untuk memeriksa kausalitas di antara variabel yang mendasarinya. Hasil utama menunjukkan untuk model ARDL keberadaan kausalitas searah dari PDB ke SVA dan kausalitas dua arah antara RE dan NRE dan RE dan CO 2 dalam jangka pendek. Namun, tidak ada kausalitas jangka pendek antara NRE, E, PDB, dan SVA. Menurut NARDL, hasil empirik menyebutkan kausalitas satu arah yang berjalan dari RE + ke semua variabel dan kausalitas satu arah dari SVA ke RE + . Granger menunjukkan kausalitas dua arah antara RE + dan CO 2 dan antara RE + dan NRE dalam jangka pendek. Namun demikian, guncangan negatif dalam energi terbarukan berdampak negatif pada emisi CO 2 dalam jangka panjang. Para pembuat kebijakan Tiongkok akan meningkatkan pangsa bahan bakar nonfosil dalam energi primer dan menginvestasikan lebih banyak teknologi di sektor jasa, termasuk bangunan dan transportasi. Untuk mengurangi polusi lingkungan, pemerintah, pembuat kebijakan, dan badan pengatur akan lebih memperhatikan output industri yang kurang intensif energi dan berpolusi, beralih dari aktivitas yang lebih berpolusi ke sektor jasa yang kurang berpolusi. Hasilnya, mitigasi perubahan iklim.