Abstrak
Peningkatan ekstraksi air tanah, yang diperburuk oleh perubahan iklim, menimbulkan ancaman keberlanjutan yang signifikan, khususnya di daerah batuan keras dengan kapasitas penyimpanan terbatas. Di Telangana, India, wilayah yang dicirikan oleh kondisi iklim semi-kering dan didominasi oleh akuifer batuan keras kristal di sekitar 85% wilayah geografisnya, air tanah berfungsi sebagai sumber air utama. Analisis penyimpanan air terestrial (TWS) di Telangana untuk periode 2002–2020 mengungkapkan musim yang jelas dan variabilitas antar-tahunan yang signifikan. Variabilitas antar-tahunan ini mencerminkan pola curah hujan dan ekstraksi air antropogenik di wilayah tersebut dan terkait dengan peristiwa El Niño-Southern Oscillation (ENSO). Anomali TWS positif (TWSA) dikaitkan dengan musim Kharif dan monsun barat daya, sedangkan anomali negatif berhubungan dengan musim Rabi dan musim panas, di mana peningkatan ekstraksi air tanah untuk penanaman Rabi lazim terjadi. Studi ini mengidentifikasi korelasi yang kuat pada jeda waktu 2 bulan antara curah hujan dan TWSA- ( R = 0,78) dan anomali curah hujan dan penyimpanan air tanah (GWSA) ( R = 0,71), dengan mayoritas perubahan TWS disebabkan oleh penyimpanan air tanah, yang menunjukkan korelasi yang kuat dengan tingkat air yang diamati. Data TWS secara efektif menangkap kejadian kekeringan, yang menunjukkan kegunaan Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) dalam memahami keberlanjutan sumber daya air di wilayah tersebut. Temuan ini menggarisbawahi nilai data GRACE dalam melengkapi kumpulan data yang diamati untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam pengelolaan sumber daya air.
Memahami keberlanjutan sumber daya di akuifer batuan keras menggunakan Pemulihan Gravitasi dan Eksperimen Iklim: Studi kasus dari Telangana, India
