ABSTRAK
Sebagai indikator utama pembangunan berkelanjutan regional, studi mendalam tentang kerentanan ekologis (EV) kondusif untuk mewujudkan perlindungan ekologis yang tepat. Namun, kompleksitas lingkungan regional menyebabkan mekanisme pendorong EV sulit dijelaskan, terutama untuk daerah dengan iklim alami khusus. Studi ini mengembangkan sistem indeks alam-sosial-ekonomi-polusi-lingkungan (NSEPE) yang komprehensif dan kerangka analitis untuk daerah kering yang khas, yang mengungkap heterogenitas spasiotemporal EV dan faktor pendorong. Berdasarkan pemodelan persamaan struktural, mekanisme pendorong spasial dari faktor-faktor dominan dijelaskan. Akhirnya, heterogenitas spasial EV pada tahun 2035 di bawah skenario yang berbeda diprediksi menggunakan model CA-Markov. Hasilnya menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kerentanan ekologis menunjukkan tren peningkatan tenggara-barat laut (2000–2020), dengan 9,6% daerah bertransisi dari kerentanan tinggi ke rendah. (2) Ketiga faktor tersebut yaitu curah hujan, pendapatan petani, dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan faktor terpenting yang menyebabkan EV di wilayah kajian. (3) Skenario pembangunan berkelanjutan lebih mendukung perlindungan ekologi dan keharmonisan manusia-alam dengan prediksi untuk tahun 2035. Kajian ini dapat secara kuantitatif mengidentifikasi hukum heterogenitas spasial EV dan faktor-faktor yang memengaruhinya, dan juga memberikan gambaran yang layak untuk evolusi EV di wilayah dengan lingkungan alam yang kompleks dan aktivitas manusia yang sering terjadi.
Apakah Pendorong Utama Kerentanan Ekologis di Daerah Kering yang Umum Bersifat Alami atau Antropogenik? Sebuah Analisis dari Kerangka Proses Evolusi
